Dengan senang hati membantu Anda. Bila ada pertanyaan jangan ragu untuk bertanya kepada Kami. Klik di bawah ini untuk memulai chat
Kesalahan Umum yang Terjadi Saat Melakukan Umroh
Hidayatur.Id -Ibadah umroh merupakan ibadah yang spesial. Kenapa demikian? ya.. karena umroh hanya dapat dilakukan di Bumi Haram. Hal ini berbeda dengan ibadah dan rukun Islam lainnya. Misalkan syahadat?.
Apakah hanya dapat dilakukan di tempat atau daerah tertentu? Tidak bukan? Begitupun dengan sholat, puasa, serta zakat. Tidak ada pengkhususan tempat maupun waktu dalam pelaksanaannya. Semua Muslim bebas melakukannya kapanpun dan di manapun. Berbeda dengan umroh.
Melihat keistimewaan dari ibadah ini sungguh disayangkan jika tidak dimaksimalkan. Apalagi bagi kita warga Indonesia yang jauh dari Bumi Haram. Tidak hanya butuh persiapan raga tentunya, melainkan juga biaya.
Nah, oleh karenanya… yuk simak beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para jamaah umroh. Agar kita semua dapat belajar dan berkaca, dan nantinya, akan membuat ibadah kita semakin mendekati sempurna. Amiiin
Beberapa kesalahan umum, di antaranya adalah:
1. Mewajibkan Sholat Sunnah Ihrom
meskipun kata “sunnah” sudah jelas terlafalkan, namun tidak sedikit dari kita yang masih menganggap jika sholat sunnah ihrom itu harus dan semestinya dilakukan. Bahkan mereka menganggap bahwa sholat sunnah ihrom menjadi syarat sahnya ihrom dan umroh. Padahal sholat sunnah Ihrom hukumnya hanya mencapai derajat sunnah berdasarkan pada pendapat mayoritas ulama. Bahkan ada pula pendapat yang menyatakan tidak ada tuntunan sunnah melakukan sholat ihrom. Mereka menganggap bahwa hadits yang menjadi dasar sholat sunnah ihrom bukan untuk sholat ihrom, melainkan untuk sholat fardhu di lembah tersebut. Maka, jika ada jamaah yang tidak melakukan sholat sunnah ihrom, hukumnya sah- sah saja, namun tidak mendapatkan pahala sunnahnya.
2. Melakukan al idhtiba’ saat mengenakan ihrom atau saat berniat ihrom
Umumnya orang tau bahwa idhtiba (menyingkap bahu bagian kanan bagi jemaah umroh laki-laki) harus dilakukan saat berihrom atau berniat ihrom. Namun sebenarnya anjuran idhtiba’ dilakukan ketika hendak melakukan thawaf saja, bahkan ketika selesai thawaf dan ingin melakukan sa’i dianjurkan untuk menutup kedua bahu dengan kain ihromnya.
3. Memakai wewangian di kain ihrom
Memakai wewangian memang dianjurkan sebelum kita melakukan niat ihrom, namun wewangian ini seharusnya dikenakan pada bagian anggota tubuh kita saja. Bukan dikenakan pada kain ihrom yang kita kenakan.
4. Memakai kopiah atau penutup kepala setelah berniat ihrom
Ini salah satu hal yang juga sering sekali luput dari jemaah, khususnya jemaah Indonesia. Saya yakin mereka bukannya tidak tau, melainkan lupa, karena terbiasa dengan penutup kepala.
5. Memakai sabun atau sikat gigi menggunakan pasta gigi setelah berniat ihrom di miqat.
Umumnya, bagi jemaah Indonesia setelah mengambil miqat dan melakukan niat ihrom di miqat, akan kembali ke hotel. Biasanya untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan ibadah umroh. Namun jika bertepatan waktu makan, biasanya jamaah makan terlebih dahulu. Nah, pada saat inilah jamaah sering kali melakukan kesalahan ini, yakni menggosok gigi, cuci tangan dengan menggunakan sabun bahkan cuci muka menggunakan sabun muka. Inilah yang perlu untuk diperhatikan.
6. Memulai thawaf di antara rukun yamani dan rukun hajar aswad
Biasanya hal ini telah berulangkali disampaikan oleh ustadz atau pembimbing umroh, baik itu saat manasik maupun diberitahukan sesaat sebelum melakukan umroh. Bahwa umroh dimulai tepat saat berada pada garis hajar aswad. Namun masih ada saja beberapa jamaah yang melakukan kesalahan ini, yaitu memulai sebelum sampai pada garis hajar Aswad atau Lampu hijau hajar aswad. Tentu banyak faktor yang menyebabkan jamaah melakukan hal ini. Selain lupa, mungkin hal ini terjadi karena kepadatan dari jemaah lainnya.
7. Jamaah perempuan ikut berlari kecil saat 3 putaran pertama thawaf dan saat melalui lampu hijau ketika sa’i
Berlari kecil, atau ramiy memang sunnah untuk dilakukan, namun hal ini hanya disunnahkan bagi jamaah laki-laki saja. Dan tidak untuk jamaah perempuan.
8. Berhenti saat melakukan sa’i
Salah satu syarat dalam melakukan sa’i adalah melakukan 7 putaran sa’i secara berkesinambungan. Ini berarti, bahwa ketika kita melakukan sa’i, kita tidak diperbolehkan berhenti. Karena yang demikian masuk kedalam makhruhnya sa’i. Namun sayangnya tidak sedikit dari jamaah umroh yang masih berhenti tanpa udzur saat sedang melakukan sa’i.
9. Mengkhususkan berdoa saat mencium, menyentuh atau melambaikan tangan memberi salam ke hajar aswad
Salah satu yang disunnahkan dalam berumroh adalah mencium hajar aswad (jika mampu), atau menyetuhnya, atau hanya melambaikan tangan sebagai tanda salam kepadanya. Tidak ada tuntutan untuk memohon do’a atau melafalkan doa khusus di sana. Namun masih banyak dari jemaah yang melakukannya. Jika jemaah ingin berdoa maka berdoalah di multazam, itulah tempat yang dicontohkan Rasulullah. Dan itulah tempat mustajab untuk berdoa.
10. Menyentuh seluruh bagian ka’bah, termasuk rukun yamani, iraqi, dan syami dengan mengharap berkah
Tidak ada salahnya jika kita menyentuh seluruh bagian ka’bah. Namun, jika mengharapkan keberkahan dalam menyetuhnya, maka sebaiknya ditiggalkan. Karena yang demikian tidak pernah Rasulullah Saw lakukan. Yang Rasulullah Saw lakukan, hanyalah menyentuh hajar aswad dan berdoa di Multazam. Yaitu dinding Ka’bah yang terletak diantara rukun hajar aswad dan pintu ka’bah.
11. Menyentuh dan mencium maqam ibrahim dengan mengharap berkah
12. Melakukan sholat sunnah 2 rakaat setelah sai dengan mengqiyaskan pada sholat sunnah 2 rakaat setelah thawaf.
13. Mengharuskan tahalul di bukit marwah
Demikian sebagian dari kesalahan yang masih sering dilakukan oleh jamaah Umroh. Tunaikan ibadah umrah anda dengan cara mendaftar melalui hidayatur.id sekarang juga, Dengan harga murah dan terpercaya . hidayatur.id menyediakan umrah dengan tambahan wisata islami ke beberapa negara. Ajukan sekarang juga karena proses yang cepat dan memudahkan anda dalam pendaftaran. Selengkapnya anda bisa kunjungi hidayatur.id.